BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era sekarang
ini, suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 0.18oC
(1.33 0.32oF) selama seratus tahun terakhir.
Panas matahari sangat begitu terasa, ini disebabkan oleh menipisnya lapisan ozon
bumi.Tentu ini adalah salah kita, salah manusia yang tidak melestarikan
alam.Perubahan suhu yang ekstrim dari tahun ke tahun planet bumi semakin
menghawatirkan.Peningkatan suhu ini yang disebut dengan pemanasan global.
Pemanasan global
disebabkan oleh gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia dan
variasi matahari.Intergovernmental
Panel on Climate Change
(IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata
global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan
oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains
nasional dari negara-negara G8.
Solusi yang
dapat dilakukan dari dampak pemanasan global adalah Seiring dengan perilaku
manusia yang tidak melestarikan alam maka kita sebagai manusia patutnya
menghemat penggunaan sumber daya alam terlebih dahulu.Tidak membakar pohon atau
menebang pohon.Tidak boros dalam pemakaian kertas dan barang lainnya yang
berpotensi merusak sumber daya alam.Setelah kita lakukan penghematan, maka
selanjutnya kita dapat mengurangi pemakaian sumber daya alam.Pada dasarnya
menghemat dan mengurangi itu berbeda. Menghemat adalah bagaimana cara kita
menimalisir penggunaanya atau meminimallkan manfaat yang dihasilkan sedangkan
mengurangi adalah mengurangi dari pemakaian itu sendiri. Terakhir solusi
berikutnya adalah mendaur ulang, maksudnya barang yang sudah terlanjur menjadi
sampah atau kegunaanya melebihi batas, dapat dilakukan pendaur ulangan untuk
digunakan kembali.Cara ini dapat dilakukan untuk memberhentikan dampak
pemanasan global yang semakin parah karena seperti yang kita ketahui bahwa
implementasinya kembali pada alam.
Untuk itu, guna
meminimalisirir dampak pemanasan global yang sudah terlanjur mengena, penulis
mengajak akan perlunya menerapkan rumus formula 3M antara lain Menghemat,
Mengurangi dan Mendaur ulang. Diharapkan nantinya akan terbentuk kesadaran
untuk menjaga lingkungan dari dampak pemanasan global baik bagi masyarakat,
pelajar maupun guru.
`
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah dari karya tulis ini, yaitu :
1.
Apa saja problematika dalam pemanasan global saat
ini?
2.
Bagaimanakah sistematika pelaksanaan rumus 3M
(Menghemat, Mengurangi, dan Mendaur ulang) dalam mengatasi pemanasan global?
3.
Bagaimanakah peluang dan tantangan pelaksanaan rumus
3M (Menghemat, Mengurangi, dan Mendaur ulang)dalam mengatasi pemanasan global?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
dari penulisan karya tulis ini, yaitu :
1.
Untuk mengetahui apa saja problematika dalam
pemanasan global saat ini.
2.
Untuk mengetahui bagaimanasistematika pelaksanaan
rumus 3M (Menghemat, Mengurangi, dan Mendaur ulang) dalam mengatasi pemanasan
global.
3.
Untuk
mengetahui bagaimana peluang dan tantangan pelaksanaan rumus 3M (Menghemat,
Mengurangi, dan Mendaur ulang)dalam mengatasi pemanasan global.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat
dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, yaitu :
1.
Bagi masyarakat, diharapkan agar tidak lagi
menerapkan perilaku buruk yang dapat merusakan lapisan ozon, dan senantiasa
menjaga lingkungan melalui penerapan rumus 3M (Menghemat, Mengurangi dan
Mendaur ulang).
2.
Bagi siswa, diharapkan agar dapat menerapkan karya
tulis ini dalam kehidupan sehari-hari untuk serta dapat mengembangkan karya
tulis ini menjadi inovasi-inovasi yang lebih menarik.
3.
Bagi guru, diharapkan agar dapat menerapkan rumus 3M
(Menghemat, Mengurangi dan Mendaur ulang) dalam proses belajar mengajar agar
tercipta pembelajaran yang bermanfaat.
A. Apa itu “Lapisan Ozon”
Lapisan Ozon
adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 19 – 48 km (12 - 30 mil) di atas
permukaan Bumi yang mengandung molekul-molekul ozon. Konsentrasi ozon di
lapisan ini mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet
Matahari terhadap molekul-molekul oksigen.Peristiwa ini telah terjadi sejak
berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran molekul-molekul nitrogen yang
muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon relatif stabil.Tersusun oleh tiga
molekul oksigen atau biasa dilambangkan O3.Ozon terdapat di dua wilayah
atmosfer yaitu di stratosfer dan troposfer.Di troposfer (sekitar 10-16 km dari
permukaan bumi) terkandung 10% lapisan ini.Sisanya yang 90% terdapat di lapisan
stratosfer.
Ozon adalah gas
beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya bila terhisap
dan dapat merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi
kehidupan di Bumi karena ia melindunginya dari radiasi sinar ultraviolet yang
dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, para ilmuwan sangat khawatir ketika
mereka menemukan bahwa bahan kimia kloro fluoro karbon (CFC) yang biasa
digunakan sebagai media pendingin dan gas pendorong spray aerosol, memberikan ancaman
terhadap lapisan ini.
Bila dilepas ke
atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar Matahari yang
menyebabkan klorin dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul ozon.
Setiap satu molekul CFC mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon.Oleh
karena itu, penggunaan CFC dalam aerosol dilarang di Amerika Serikat dan
negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia lain seperti bromin halokarbon,
dan juga nitrogen oksida dari pupuk, juga dapat menyerang lapisan ozon.
Fungsi lapisan
ozon adalah untuk melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang
dipancarkan matahari.Sebanyak 99% radiasi ini ditahan oleh lapisan ozon dan
hanya sisanya, 1% radiasi yang sampai ke bumi.Hal ini membuat radiasi tersebut
tidak berbahaya bagi makhluk hidup di muka bumi.Bila ada lubamg ozon berarti di
situlah sinar UV memancarkan sinarnya secara langsung, tanpa adanya penyaring
(lapisan Ozon). Semua mahkluk hidup di bumi tidak akan mampu bersentuhan
langsung dengan sinar UV tersebut.
Cahaya matahari
yang kita terima/rasakan setiap hari, sudah merupakan hasil penyaringan dari
ozon.Sehingga sudah tidak berbahaya lagi bagi manusia dan mahkluk hidup lainnya
di muka bumi.Hal ini berbagai dampak langsung bagi kesehatan manusia seperti
kanker, tumbuhan, dan hewan. Pun mengakibatkan meningkatnya suhu bumi
(pemanasan global) yang memicu mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan
air laut, tidak menentunya cuaca dan iklim, dan meningkatnya bencana alam.
Kesemuanya memberikan dampak lanjutan di berbagai bidang mulai kesehatan,
ekonomi, sosial, hingga pertahanan dan keamanan.
Sayangnya
lapisan pelindung radiasi ultarviolet ini semakin mengalami penipisan bahkan
kerusakan.Hasil pengamatan di tahun 1980-1991 mendapati lubang pada lapisan
ozon yang membesar hingga hampir seluas benua Australia.Penelitian pada 2011
menunjukkan hasil yang mulai membaik. Lubang tersebut masih tersisa di atas
kutub utara , Rusia, dan Australia.
Lapisan ozon
telah menipis sejak akhir 1970-an. Klorofluorokarbon buatan, yang disebut CFC, menghancurkan
molekul ozon di udara.Setelah para ilmuwan memberi peringatan, negara-negara di
seluruh dunia sepakat untuk mengadakan perjanjian pada tahun 1987 untuk
menghapus CFC.Tingkat pemakaian bahan kimia tersebut tercatat menurun. Dalam
laporan sebelumnya PBB menghitung, bahwa tanpa pakta tersebut, maka pada tahun
2030 akan ada tambahan 2 juta per tahun penderita sakit kanker kulit di seluruh
dunia.
Untuk pertama
kalinya dalam 35 tahun, ilmuwan mampu menyatakan adanya peningkatan signifikan
secara statistik dan berkelanjutan dalam penambahan ozon --pelindung planet
dari radiasi matahari, yang menyebabkan kulit kanker, kerusakan tanaman dan
masalah lainnya. Dari tahun 2000 sampai 2013, tingkat ozon naik 4 persen di
areal sekitar 30 mil bagian utara lintang tengah, kata ilmuwan NASA Paul A.
Newman. Dia memimpin pengukuran ozon yang dilakukan setiap empat tahun oleh 300
ilmuwan dan dirilis PBB.
Menipisnya
lapisan ozon ini dipicu oleh meningkatnya penggunaan Bahan Perusak Ozon
(BPO).Bahan ini diantaranya adalah kloroflorokarbon (CFC) dan
hidroklorofluorokarbon (HCFC).Keduanya kerap digunakan sebagai pendingin
(refrigeran) pada lemari es dan AC, bahan dorong (aerosol) untuk kaleng semprot
pengharum ruangan, peralatan kosmetik, cat semprot, semprot nyamuk, dll.Zat ini
bertahan dalam bentuk gas hingga terkumpul dalam jumlah yang semakin besar dan
melayang ke atas sampai ke stratosfer.Sinar ultraviolet menguraikannya menjadi
atom klor.Atom klor bereaksi dengan ozon dan melepaskan atom oksigennya yang
labil.Satu atom klor dapat menyebabkan hancurnya ribuan molekul ozon.
Penipisan
lapisan ozon juga disebabkan oleh meningkatnya karbon monoksida yang dihasilkan
kendaraan bermotor dan pabrik.Penggundulan hutan pun turut berkontribusi
lantaran kemampuan pohon dan hutan dalam menyerap gas-gas pemicu kerusakan
lapisan ozon.Indonesia telah menjadi negara yang turut menandatangani Konvensi
Vienna maupun Protokol Montreal sejak ditetapkannya Keputusan Presiden No 23
Tahun 1992.Berdasarkan Keputusan Presiden itu, Indonesia juga punya kewajiban
untuk melaksanakan program perlindungan lapisan ozon (BPO) secara bertahap.
Secara nasional
Indonesia telah menetapkan komitmen untuk menghapus penggunaan BPO (Bahan
Perusak Lapisan Ozon) pada akhir tahun 2007, termasuk menghapus penggunaan
freon dalam alat pendingin pada tahun 2007. Untuk mencapai target penghapusan
CFC pada tahun 2007, Indonesia telah menyelenggarakan beberapa program. Dana
untuk program penghapusan CFC diperoleh dalam bentuk hibah dari Dana
Multilateral Montreal Protocol (MLF), di mana UNDP menjadi salah satu lembaga
pelaksana.Dengan dukungan dari UNDP, Indonesia telah melaksanakan 29 proyek
investasi tersendiri di sektor busa dan 14 proyek investasi tersendiri di
sektor pendinginan.
Memang timbulnya
penipisan lapisan ozon ini dipicu dari tingginya pemakaian CFC oleh
negara-negara maju beberapa dekade yang lalu, namun guna menormalkan kembali
kondisi ozon ini diperlukan kerja sama yang baik dari semua pihak. Baik negara
maju maupun negara berkembang yang saat ini masih menginginkan penggunaan zat
kimia buatan manusia tersebut dalam industrinya perlu melakukan tindakan yang
diperlukan.
Tindakan yang
dapat kita lakukan saat ini demi memelihara lapisan ozon, misalnya mulai
mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang
mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan pelindung bumi dari sinar UV
ini.Untuk itu, diperlukan upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif
masyarakat dalam program perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai
penanggulangan penipisan lapisan ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk,
dan teknologi yang tidak merusak lapisan ozon. Bila tidak, maka proses
penipisan ozon akan semakin meningkat dan mungkin saja akan menyebabkan lapisan
ini tidak dapat dikembalikan lagi ke bentuk aslinya.
B. Seputar Mengenai Pemanasan Global
Pemanasan global
adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan
Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C
(1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu
rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1]
melalui efek rumah kaca.Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya
30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari
negara-negara G8.Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju
dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Menurut berbagai
penelitian, pada saat ini suhu di permukaan bumi sudah menunjukkan peningkatan
yang sangat drastis yaitu sekitar 0,6°C yang terjadi dalam satu abad terakhir.
Peningkatan yang terbilang dan terlihat kecil, namun dampak pemanasan global
sangat besar bagi Bumi dan kehidupan di Bumi. Dalam gejala-gejala atau
tanda-tanda terjadinya pemanasan global dapat kita amati dan rasakan.
Gejala-gejala pemanasan global adalah
pergantian musim yang sulit kita prediksi, sering terjadinya angin
puting beliung, terumbu karang yang memutih, dan banjir dan kekeringan di
wilayah yang tidak biasa mengalaminya.
Peningkatan suhu
permukaan bumi ini dihasilkan oleh adanya radiasi sinar matahari menuju ke
atmosfer bumi, kemudian sebagian sinar ini berubah menjadi energi panas dalam
bentuk sinar infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.Sebagian sinar
infra merah dipantulkan kembali ke atmosfer dan ditangkap oleh gas-gas rumah
kaca yang kemudian menyebabkan suhu bumi meningkat.Gas-gas rumah kaca terutama
berupa karbon dioksida, metana dan nitrogen oksida.Kontribusi besar yang
mengakibatkan akumulasi gas-gas kimia ini di atmosfir adalah aktivitas manusia.
Proses pemanasan
global melalui beberapa tahap yaitu Ketika sinar matahari memasuki atmosfir
bumi, sinar matahari tersebut harus melalui lapisan gas rumah kaca. Setelah
mencapai seluruh permukaan bumi, tumbuhan, tanah, air, dan komponen ekosistem
lainnya menyerap energi dari sinar matahari tersebut. Sisanya akan dipantulkan
kembali ke atmosfir. Sebagian energi dikembalikan ke angkasa, tetapi sebagian
lagi terperangkap oleh gas rumah kaca di atmosfir dan dikembalikan ke bumi
sehingga dikenal dengan nama efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah
kaca dapat mengakibatkan mencairnya bongkah-bongkah es di kutub. Bila dibiarkan
terus-menerus permukaan air laut akan naik yang menyebabkan tenggelamnya
pulau-pulau kecil dan daerah tepi pantai.
Atmosfer bumi
terdiri atas bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda.Kelompok gas
yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas
rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di
atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas
matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat. Dengan begitu,
tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas
matahari yang cukup.
Kontributor
terbesar pemanasan global saat ini adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4),
Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan
pendingin ruangan (CFC).Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global
yang berbeda-beda.Banyak para ahli yang mengemukakan pendapat mengenai penyebab
atau faktor-faktor terjadinya pemanasan global. Menurut para ahli bahwa
pemanasan permukaan Bumi terjadi karena meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer
yang merangkap panas, tidak hanya itu, ada banyak lagi penyebab terjadinya
pemanasan global yang perlu teman-teman ketahui dalam memperbaiki dan
menanggulangi hal tersebut. Penyebab pemanasan global adalah sebagai berikut.
•
Efek rumah kaca :Efek rumah kaca adalah proses
atmosfer menghangatkan planet. efek rumah kaca terjadi akibat panas yang
dipantulkan ke permukaan bumi terperangkap oleh gas-gas di atmosfer, sehingga
tidak dapat diteruskan ke luar angkasa, melainkan dipantulkan kembali ke
permukaan Bumi. Efek rumah kaca memiliki manfaat bagi makhluk hidup di Bumi,
namun jika berlebihan berbahaya
kehidupan di Bumi karena dapat mempengaruhi dan mengganggu iklim.
•
Meningkatnya gas rumah kaca : Gas-gas memiliki sifat
yang memerangkap panas, sehingga panas yang terpantul dari permukaan bumi tidak
dapat diteruskan ke cahaya akibat dari gas tersebut, gas-gas tersebut adalah
gas rumah kaca. Gas yang paling berperan adalah karbon dioksida (CO2). penyebab
meningkatnya karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar batu bara,
pembakaran minyak bumi, pembakaran gas alam.
•
Penggunaan CFC yang tidak terkontrol : CFC atau
Cloro Flour Carbon adalah bahan kimia yang digabungkan menjadi sebuah bahan
untuk memproduksi peralatan, terkhusus pada peralatan rumah tangga. CFC
terdapat pada kulkas dan AC.
•
Polusi kendaraan berbahan bakar bensin : Kendaraan
memberikan penyebab terbesar dalam terjadi pemanasan global. Polusi yang
dihasilkan kendaraan berbahan bakar bensin seperti motor, mobil dan kendaraan
lainnya dimana dari hasil pembuangannya menghasilkan gas karbon dioksida yang
berlebihan. Gas karbon dioksida merupakan penyebab utama terjadinya pemanasan
global karena karbon dioksida adalah gas yang memerangkap panas sehingga tidak
dapat keluar ke angkasa.
•
Polusi metana oleh pertanian, perkebunan, dan peternakan
: Gas metana menempati urutan kedua sebagai penyebab utama terjadinya pemanasan
global. Gas metana dapat berasal dari bahan-bahan organik yang kekurangan
oksigen dari hasil pemecahan bakteri seperti di persawahan, sedangkan pada
peternakan, seperti usus hewan ternak, meningkatnya produksi hewan ternak maka
meningkatnya pula gas metana yang dilepaskan ke permukaan bumi.
•
Pengrusakan hutan : Hutan berfungsi dalam menyerap
karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen, jika hutan rusak akibat dari
penebangan dan pembakaran, maka yang terjadi adalah jumlah karbon dioksida yang
diserap oleh hutan sedikit, dan semakin banyak karbon yang berkumpul di
atmosfer yang menyebabkan terjadinya pemanasan global.
•
Pemboroson energi listrik : Energi listrik sebagian besar kita gunakan
adalah hasil pembakaran dari pembakaran minyak bumi dan batu bara, dimana hasil
pembakaran tersebut menghasilkan karbon dioksida
•
Populasi kendaraan yang terus meningkat :
Meningkatnya jumlah kendaraan maka karbon dioksida pun yang dihasilkan dari
kendaraan tersebut akan bertambah banyak dan tentu saja menimbulkan pemanasan
global.
•
Pembakaran sampah secara berlebihan : Pembakaran sampah
berlebihan yang dilakukan secara massal akan menyebabkan terjadinya pemanasan
global karena dari hasil pembakaran sampah tersebut adalah gas metana, yang
dapat memerangkap panas.
Adapun dampak pemanasan
global, yaitu :
a)
Mencairnya es di kutub. Pemanasan global berdampak
langsung pada terus mencairnya es di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan. Es
di Greenland yang telah mencair hampir mencapai 19 juta ton. Volume es di Artik
pada musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya. Baru-baru
ini sebuah fenomena alam kembali menunjukkan betapa seriusnya kondisi ini. Pada
tanggal 6 Maret 2008, sebuah bongkahan es seluas 414 kilometer persegi (hampir
1,5 kali luas kota Surabaya) di Antartika runtuh.
b)
Meningkatnya level permukaan laut. Mencairnya es di
Kutub Utara dan Kutub Selatan berdampak langsung pada naiknya level permukaan
air laut. Para ahli memperkirakan apabila seluruh Greenland mencair, level
permukaan laut akan naik sampai dengan 7 meter. Cukup untuk menenggelamkan
seluruh pantai, pelabuhan, dan dataran rendah di seluruh dunia.
c)
Perubahan iklim yang makin ekstrim. Pola curah hujan
berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat,
tetapi kekeringan di tempat yang lain. Topan dan badai tropis baru akan
bermunculan dengan kecenderungan makin lama makin kuat.
d)
Gelombang panas yang makin meningkat. Pemanasan
global mengakibatkan gelombang panas menjadi makin sering terjadi dan makin
kuat. Gelombang panas ini juga menyebabkan kekeringan parah dan kegagalan panen
merata. Melalui pengamatan dan dari apa yang dirasakan sehari-harinya, tentunya
kita dapat juga merasakan betapa panasnya suhu di sekitar.
e)
Habisnya gletser sebagai sumber air bersih.
Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air bersih dan pada
jangka panjang akanturut menyumbang peningkatan level air laut dunia.
Gletser-gletser dunia saat ini mencair hingga titik yang mengkhawatirkan! NASA
mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005 saja, jumlah gletser-gletser di
berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang dari 8.000 m3.Para ilmuwan NASA
kini telah menyadari bahwa cairnya gletser, cairnya es di kedua kutub bumi,
meningkatnya temperatur bumi secara global, hingga meningkatnya level air laut
merupakan bukti-bukti bahwa planet bumi sedang terus memanas. Dan dipastikan
bahwa umat manusialah yang bertanggung jawab untuk hal ini.
C. “Kolaborasi” Antara Menghemat, Mengurangi, Dan Mendaur Ulang Dalam Rumus 3M
Energi yang kita
gunakan sehari-hari berasal dari berbagai sumber daya alam yang ada di dalam
bumi. Sayangnya, tidak semua sumber daya alam bisa diperbarui, yang akan habis
pada akhirnya. Fakta pahitnya adalah tidak semua penduduk di negara dari
seluruh dunia ini mendapatkan distribusi energi yang sama rata. Saat kita
menghemat energi mulai dari membatasi penggunaan listrik, bahan bakar, hingga
mengurangi pemakaian air, kita sudah dapat satu poin dalam menyelamatkan
lingkungan dari polusi. Terutama polusi yang timbul dari asap kendaraan dan
global warming yang timbul dari banyaknya penggunaan kaca pada gedung-gedung
tinggi di perkotaan ternyata dapat menipiskan lapisan ozon bumi. Untuk melawan
efek buruk polusi, diperlukan aksi penghijauan dengan cara banyak menanam pohon
dan tanaman, serta menghemat penggunaan kertas.
Faktanya, menurut
penelitian yang dilakukan oleh pemerintah di Kanada, memerlukan satu batang
pohon berusia lima tahun untuk membuat satu rim kertas A4. Saat ini ada baiknya
kita, para pelajar-mahasiswa/mahasiswi atau para pekerja kantoran, mulailah
menerapkan sistem paperless. Teknologi kini semakin keren dan canggih, kamu
bisa memanfaatkan berbagai media penyimpanan online seperti Google Drive,
iCloud, atau DropBox, untuk memuat dokumen dan file tanpa harus mem-print
dokumen satu-persatu, yang nantinya akan berakhir di tempat sampah ketika sudah
tidak terpakai lagi.
Dalam kontens
mengurangi dampak dari adanya pemanasan global ini, kita dapat melakukan
upaya-upaya seperti menghemat, mengurangi dan mendaur ulang.Menghemat dalam
artian disini, kita dapat menghemat penggunaan energi terutama yang
menghasilkan zat yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon seperti
menghemat penggunaan AC, kulkas atau lemari pendingin, dan sebagainya.Dengan
melakukan penghematan trhadap energi terutama listrik, kamu juga tentunya dapat
mengurangi pengluaran.Bagaimana tidak?Mematikan lampu, ac, lemari pendingin,
dan lainnya saat berpergian tentunya dapat menghemat tagihan listrik juga dapat
menjaga barang tersebut secara menahun sekaligus dapat menjaga bumi kita.
Mendaur ulang
dalam rumus 3M memiliki maksud yakni mendaur ulang beberapa sampah yang dapat
didaur ulang.Kini, semakin banyak benda yang bisa didaur ulang.Kita dapat mengurangi
jumlah dari kapasitas sampah untuk dapat didaur ulang.Sebagian sampah bisa
terurai alami (biodegradable), artinya bisa membusuk dengan cepat jika tidak
kekurangan oksigen di tempat pembuangan sampah.Sisa makanan, sampah kebun, dan
kertas adalah sampah yang bisa terurai secara alami.
BAB III
Metodelogi Penulisan
A.
Jenis Penulisan
Jenis penulisan yang digunakan oleh penulis pada karya tulis ini adalah
deskriptif analisis, yakni dengan mendeskripsikan dan mengkaji mengenai problematika dalam pemanasan
global saat ini, sistematika pelaksanaan rumus 3M (Menghemat, Mengurangi, dan
Mendaur ulang) dalam mengatasi pemanasan global, serta peluang dan tantangan
pelaksanaan rumus 3M (Menghemat, Mengurangi, dan Mendaur ulang) dalam mengatasi
pemanasan global.
B.
Waktu dan Tempat
Penulisan
Penulisan dilakukan pada bulan Mei 2016 dan bertempat di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III.
C.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam karya tulis ini adalahdengan menggunakan metode studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan data-data melalui buku-buku
dan internet. Studi pustaka dilakukan untuk menambah data agar lebih lengkap.
Data-data diperolah melalui media cetak, seperti buku-buku dan media elektronik
seperti melalui internet.
D.
Metode Analisis Data
Pada metode analisis data, penulis menggunakan analisis kualitatif, yaitu memperoleh data-data dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber,
seperti buku-buku dan
media massa yaitu internet.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Apa Saja Problematika Dalam Pemanasan Global Saat
Ini?
Manusia merupakan makhul hidup yang terus melakukan perubahan
dengan menggunakan pemikiran untuk menciptakan kehidupan yang lebih maju.
Seiring dengan perkembangan zaman, manusia banyak melakukan perubahan terhadap dinamika kehidupan yang
ada di bumi. Beberarap contoh kegiatannya adalah bercocok tanam, membangun
kota, menciptakan industry, dan membuat berbagai teknologi yang tanpa disadari
bahwa semua hal itu memiliki dampak
negative tersendirinya bagi kehidupan di bumi.
Akibat dari adanya berbagai aktivitas manusia yang
semakin meningkat perkembangannya dari hari ke hari, maka wajar saja jika bumi
mengalami pemanasan global.Namun, tentunya problematika tersebut tidak dapat
dibiarkan begitu saja. Ada banyak cara untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan tersebut. Dan diantara problematika dalam pemanasan global saat
ini diantaranya adalah :
1.
Bumi Yang “Dikotori”
Masalah yang ada saat
ini dimulai sejak Revolusi Industri sekitar 200 tahun yang lalu.Manusia
menciptakan mesin-mesin yang mampu melakukan pekerjaan berguna. Penemuan itu
begitu cemerlang hingga orang tidak sadar akan sisi negatifnya. Selain itu,
beberapa penyebab bumi menjadi kotor diantaranya :
a. Permasalahan Krisis Energy
Bahan bakar merupakan energy yang sangat dibutuhkan
oleh kehidupan manusia.Namun, seiring perkembangan zaman, untuk mendapatkan
bahan bakar sangatlah semakin sulit. Maka dari itu, dibutuhkan pengembangan
energy alternative yang dapat membantu terpenuhinya kebutuhan akan energy bagi
kehidupan manusia.
b. Buang Sampah Sembarangan
Kehidupan modern menghasilkan berbagai
sampah.Sampah-sampah ini merupakan sampah yang berasal dari berbagai kegiatan
manusia.Sampah tidak hanya sekedar mengotori lingkungan, namun juga dapat
mengotori udara, tanah, dan air, bahkan bisa mengubah iklim, yang bisa membahayakan
kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia.
c. Biaya Pembersihan
Beberapa orang saat ini berkata bahwa membuat bumi
bersih kembali akan menghabiskan terlalu banyak biaya. Memang benar, namun jika
kita mengatasi hal ini akan dapat menghemat uang dalam jangka panjang.
Misalnya, penderita penyakit asma akan berkurang jika udara di perkotaan
dibersihkan.
d. Gaya Hidup Baru
Gaya hidup baru juga sangat berpengaruh terhadap
proses memanasnya bumi.Gaya hidup berkelanjutan adalah terpenuhinya kebutuhan
kita tanpa merusak lingkungan yang ada di bumi. Sebagai contoh, tumbuhan
menyediakan oksigen untuk bernapas sehingga tumbuhan menjadi sangat penting
untuk dijaga-bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk generasi yang
akan datang.
2.
Krisis Energy
Untuk menggunakan
beberapa teknologi seperti mesin, kita hanya perlu menekan tombol dan mesin pun
akan bekerja. Namun, gaya hidup berteknologi tinggi ini menimbulkan dua masalah
utama, yaitu persediaan bahan bakar yang semakin menipis dan kerusakan yang
ditimbulkan bagi bumi. Hampir seluruh energi di dunia berasal dari batu bara,
gas, atau minyak bumi. Bahan bakar ini disebut bahan bakar fosil karena terbuat
dari tumbuhan atu hewan zaman prasejarah yang membatu.Pembentukan bahan bakar
fosil memakan waktu jutaan tahun.Manusia menggunakannya lebih cepat daripada
membentuknya kembali sehingga bahan bakar fosil dikenal juga sebagai sumber
daya alam tidak bisa diperbarui.Bahan bakar fosil dibakar agar bisa digunakan.
Stasiun pembangkit istrik membakar batu
bara, gas, atau minyak bumi untuk menghasilkan listrik. Gas juga dibakar untuk
menghangatkan ruangan dan memasak.Minyak bumi disuling untuk menjadi petrol
serta bahan bakar mobil dan pesawat terbang.Semua pembakaran ini memiliki efek
samping yang berbahaya.
Pembakaran bahan bakar
fosil melepaskan gas buangan yang berbahaya. Beberapa diantarannya mengotori
udara dan air serta menimbulkan penyakit bagi manusia, hewan , dan tumbuhan.
Gas lainnya, seperti karbon dioksida (CO2), merupakan penyebab utama masalah
terbesar di bumi-perubahan iklim.Tenaga nuklir, yang dihasilkan dari logam
uranium, bisa digunakan untuk menghasilkan listrik tanpa melepaskan gas
buangan. Namun, tenaga nuklir menghasilkan limbah radioaktif yang mematikan dan
akan tetap bertahan selama ribuan tahun. Menyimpan tenaga nuklir secara aman
dan mencegah kebocoran yang membahayakan sangat sulit dilakukan.
Beberapa orang antusias
akan jenis bahan bakar baru, bahan bakar hayati atau biofuel, yang bisa
menghasilkan listrik atau menjalankan mobil. Biofuel biasanya terbuat dari
tanaman pangan.Namun, para kritikus mengatakan bahwa saat biofuel diproduksi
dan diangkut, dihasilkan terlalu banyak CO2 sehingga tumbuhan sebaiknya
digunakan untuk makanan bukan mesin.
3.
Bumi Semakin Memanas
Awal abad ke-21
merupakan tahun-tahun terpanas yang pernah dicatat.Hal ini membuktikan bahwa
bumi semakin memanas.Pemanasan global dapat terjadi dikarenakan terlalu banyak
gas.Saat ini, ada lebih banyak gas CO2 di atmosfer daripada ratusan atau ribuan
tahun yang lalu.Penyumbang terbesarnya adalah pembakaran bahan bakar fosil.
Namun, ada gas lain yang menyebabkan pemanasan global. Salah satunya adalah
metana, yang dihasilkan dari sendawa dan gas pembuangan hewan, dinitrogen
oksida, yang dikeluarkan oleh tanah pertanian dan pembakaran bahan bakar
fosil.Gas-gas penyebab pemanasan global ini dikenal sebagai gas rumah kaca.
Sebagian besar sinar
matahari yang mencapai permukaan bumi akan dipantulkan kembali. Namun, ada
lapisan gas rumah kaca yang menyelimuti bumi.Lapisan ini bekerja seperti kaca
pada rumah kaca dan menahan sebagian panas matahari. Tanpa gas rumah kaca, kita
akan membeku. Namun, masalahnya adalah lapisan gas rumah kaca telah begitu
tebal sehingga menjebak terlalu banyak panas dan menyebabkan suhu meningkat.
Selain itu, penyebab
pemanasan global yaitu pencairan besar-besaran.Di kutub utara dan selatan,
terdapat lembaran es tebal.Suhu yang memanas menyebabkan es mencair.Air
tambahan ini menyebabkan permukaan laut naik.Kepulauan yang rendah dan
orang-orang yang tinggal di pesisir terancam banjir. Banyak orang yang pindah
dari Kepulauan Maladewa akibat hal ini dan beberapa pulau akan menghilang
bersamaan.
Perubahan iklim juga
sangat berkaitan dengan pemanasan global.Pemanasan global berarti banyak
gelombang panas, kekeringan, banjir, serta iklim yang lebih ganas, seperti
angin kencang dan badai.Hasil panen bisa hancur karena cuaca.Wabah penyakit
akibat kondisi panas, seperti malaria, bisa menyebar.
4.
Polusi Udara
Polusi udara merupakan
salah satu dari beberapa permasalahan global yang ada pada saat ini.Polusi
udara merupakan polusi yang dapat mempengaruhi hujan asam.Beberapa gas hasil
pembakaran bahan bakar fosil berubah menjadi hujan asam.Hujan ini bisa merusak
tumbuhan dan bangunan. Sulfur dioksida dan nitrogen oksida naik ke udara dari
stasiun pembangkit listrik, pabrik, dan kendaraan. Kemudian, gas-gas ini larut
dalam air hujan dan membuatnya menjadi hujan asam.Hujan asam mematikan
tumbuhan, meracuni makhluk hidup di sungai dan merusak bangunan.
Setiap tahun, ratusan
dari ribuan orang di dunia meninggal akibat bernapas dalam kabut asap udara yag
berkontaminasi dengan polusi. Kabut asap disebabkan oleh campuran asap dan gas
buangan, yang sebagian besar dihasilkan dari stasiun pembangkir listrik,
pabrik, kendaraan, dan pesawat terbang. Udara panas memperburuk kabut asap.
Orang-orang dengan masalah jantung dan pernapasan memiliki risiko tinggi.
5.
Tumpukan Sampah Yang
Semakin “Menjadi-Jadi”
Orang-orang membuang sampah ke bak
sampah dan membiarkan petugas sampah mengangkutnya.Namun, gundukan sampah telah
menciptakan masalah besar bagi bumi.Hingga pada akhirnya, pemerintah mencoba
mencari jalan keluar untuk mengurangi jumlah sampah dan setiap orang ikut
berperan serta.Hampir seluruh sampah rumah tangga dibawa ke tempat pembuangan
akhir dan dikubur disana.Sampah memang hilang dari pandangan, namun masalah
tidak terpecahkan.Salah satu kekhawatiran terbesar adalah beberapa jenis
sampah, seperti baterai, penyemprot rambut, dan plastik mengeluarkan material
beracun.Material ini bisa lepas ke udara atau bocor mencemari tanah dan air
tanah.Sebagian air tanah mengalir ke sungai, meracuni makhuk hidup.Air yang
diminum manusia juga bisa tercemar.
B. Bagaimanakah Sistematika Pelaksanaan Rumus 3M Dalam Mengatasi
Pemanasan Global?
Sistematika pelaksanaan rumus 3M dalam mengatasi
pemanasan global adalah menggabungkan konsep menghemat, mengurangi, dan mendaur
ulang.Konsep ini memiliki tindakannya masing-masing.Dalam konsep menghemat
ditujukan pada pelaksanaan penghematan energy, dalam konsep mengurangi
ditujukan pada pengurangan polusi dan jumlah kertas, dan dalam konsep mendaur
ulang ditujukan pada pendaur ulangan sampah yang ada di lingkungan sekitar.
Adapun sistematika dalam pelaksanaan rumus 3M adalah
sebagai berikut.
a.
Pelaksanaan Konsep
“Menghemat” Dalam Mengatasi Pemanasan Global
Konsep menghemat
ditujukan pada penghematan energi. Ada banyak cara mudah untuk menghemat
energy. Dengan adanya penghematan terhadap energy, tagihan listrik dapat
berkurang jikalau penghematan energy listrik dapat dilakukan secara terus-menerus.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghemat energy :
1.
Matikan alat elektronik saat tidak menggunakannya.
Alat-alat ini termasuk televisi, pemutar DVD, radio, dan pengecas.
2.
Gunakan lampu hemat energy. Harganya memang lebih
mahal, namun bisa bertahan 8-12 bulan lebih lama daripada bohlam. Jika lampu
tidak cukup menerangi seluruh rumah, pasanglah di tempat yang tidak terlalu
memerlukan penerangan sangat terang agar lebih efisien.
3.
Matikan lampu ketika meninggalkan ruangan.
4.
Alih-alih menggunakan AC, bukalah jendela saja saat
merasa kepanasan.
5.
Jika membuat
minuman hangat, segeralah meminumnya sebelum minuman itu menjadi dingan. Jangan
samapai kamu membuangnya dan membuat minuman baru karena akan memerlukan lebih
banyak air dan energy untuk memanaskannya.
b.
Pelaksanaan Konsep “Mengurangi”
Dalam Mengatasi Pemanasan Global
Konsep
mengurangi ditujukan pada pengurangan sampah dan berbagai jenis benda lainnya
terhadap lingkungan sekitar.Kita dapat mengurangi dan menggunakan kembali
barang yang kita pakai tanpa harus membuangnya begitu saja.Berikut adalah
beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam mengurangi jumlah sampah ataupun
benda lainnya terhadap lingkungan sekitar.
1.
Sumbangkan barang-barang yang sudah tidak terpakai
ke badan mal atau jual barang-barang ke pasar loak, dan cobalah untuk
berbelanja disana.
2.
Gunakan perpustakaan dan tempat penyewaan.
3.
Bertukar buku, CD, DVD, dan game computer dengan
teman-temanmu.
4.
Jika punya banyak kantong plastic, gunakan kembali
sebagai kantong sampah atau tempat menyimpan benda lain.
5.
Hindari barang sekali pakai, seperti gelas plastic
sekali pakai. Cuci bersih botol air mineral dan gunakan kembali.
c.
Pelaksanaan Konsep “Mendaur
Ulang” Dalam Mengatasi Pemanasan Global
Konsep mendaur ulang
ditujukan pada proses mendaur ulang pada sampah dan dapat juga pada kertas.
Lebih dari 60% sampah rumah tangga bisa didaur ulang dan diurai kembali
sehingga menjadi sesuatu yang baru.Namun, sebaiknya jangan membeli terlalu
banyak barang dan cobalah perbaiki barang yang rusak.Saat ini, semakin banyak
benda yang bisa didaur ulang. Kita dapat memikirkan cara lain untuk
menghilangkan sampah selain membuangnya. Berikut adalah benda-benda yang dapat
didaur ulang.
1.
Kertas, gelas, kaleng, dan beberapa jenis plastik
(jika tidak yakin periksalah apakah memiliki symbol daur ulang) Cuci bersih
wadah makanan dan hati-hati agar jari tidak tergores kaleng. Kita bisa
menggunakannya untuk menaruh sesuatu.
2.
Pakaian yang sudah terlalu tua atau rusak dan tidak
bisa disumbangkan bisa digunakan untuk kain pel.
3.
Telepon seluler memiliki beberapa bahan beracun
tingkat tinggi yang bisa terlepas ditempat pembuangan sampah atau tungku
pembakaran. Sebenarnya 80% bahan telepon seluler bisa didaur ulang. Jika
telepon seluler sudah tidak dipakai, kita bisa menjualnya atau memberikannya
kepada orang lain.
4.
Mendaur ulang kertas, serta menulis, mencetak, dan
memfotokopi di kedua sisi kertas.
5.
Gunakan papan tulis kecil sebagai pengganti kertas
untuk menulis pesan di rumah.
6.
Membuat berbagai kreasi dari barang bekas.
7.
Jangan gunakan tissue untuk membersihkan tumpahan.
Kita bisa menggunakan kain yang dapat dicuci kembali dan menggunakannya
kembali.
C. Bagaimanakah Peluang Dan Tantangan Pelaksanaan Rumus
3M Dalam Mengatasi Pemanasan Global?
Peluang dan tantangan dalam melaksanakan rumus 3M
tentunya ada yang dapat dengan mudah diwujudkan dan nada pula yang tidak mudah
untuk diwujudkan. Peluang dalam melaksanakan rumus 3M akan terwujud jika
berbagai pihak dapat menyadari pentingnya untuk menjaga kelestarian lingkungan
termasuk kondisi bumi. Peluang dalam pelaksanaan rumus 3M diantaranya
terwujudnya suasana kehidupan yang berjalan dengan konsep kaidah-kaidah alamiah
atau memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.
Peluang dalam pelaksanaan rumus 3M dapat benar-benar
terwujud jikalau berbagai pihak dapat saling berkolaborasi/bekerja sama dalam
mewujudkan kondisi lingkungan sekitar yang tetap terlestari. Peluang dalam
pelaksanaan rumus 3M tentunya tidak dapat diwujudkan oleh satu pihak saja,
namun kita Sebagai pelajar juga dapat mewujudkan peluang tersebut. Dalam
mewujudkan lingkungan yang terlestari, tentunya ada banyak cara yang dapat
dilakukan. Namun, dalam pelaksanaannya kita harus sadar untuk mau mewujudkan
kondisi lingkungan yang terlestari.
Tantangan dalam melaksanakan rumus 3M yakni jika
berbagai pihak seperti pemerintah, masyarakat, ataupun kita sebagai pelajar
tidak memiliki kesadaran mengenai betapa pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan, maka hal ini akan dapat menghambat pelaksanaan rumus 3M untuk dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk
melaksanakan rumus 3M, namun penulis hanya memberikan beberapa tindakan saja
dalam karya tulis ini.
Kesadaran untuk menciptakan lingkungan yang
terlestari sanpemerintahgatlah diperlukan agar kondisi bumi tidak semakin
parah.Dalam hal ini, pemerintah memang memiliki kekuatan untuk memberikan
pengaruh yang besar untuk memberikan kebijakan kepada masyarakat betapa
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Namun, tentunya hal ini tidak akan
dapat berjalan jika hanya pemerintah saja yang bergerak dan bertindak.
Ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh setiap
orang untuk dapat menjaga kelestarian lingkungan agar tetap dapat terlestari.
Dengan mengetahui apa saja problematika yang menyebabkan pemanasan global dan
apa saja dampak-dampak yang ditimbulkan, maka hal ini walaupun secara tidak
langsung dapat membantu dalam mewujudkan kesadaran betapa pentingnya menjaga
lingkungan agar tetap terlestari.
Tindakan kecil dapat membawa perubahan.Sebagian
besar penyebab pemanasan global adalah tindakan manusia.Oleh karena itu,
tentunya dengan berbagai tindakan kecil yang dapat dilakukan oleh manusia juga
dapat menjadi solusi dalam mengurangi pemanasan global.Dengan adanya kesadaran
dari berbagai pihak, maka permasalahan mengenai pemanasan global pun dapat
ditangani.Maka, alangkah lebih baiknya jika kita sebagai manusia dapat menjaga
lingkungan dari sekarang, dari kesadaran jiwa sendiri, dan dari tindakan
sendiri.
BAB
V
SIMPULAN
DAN SARAN
A. Simpulan
Adapun beberapa simpulan dalam karya tulis ini,
yakni sebagai berikut.
1.
Problematika dalam pemanasan global saat ini yaitu
seperti kondisi bumi yang semakin memburuk, krisis energy, kondisi bumi yang
semakin memanas, banyaknya sampah, polusi udara, dan lain-lain.
2.
Konsep pelaksanaan rumus 3M ditujukan pada
penghematan energy, pengurangan pemakaian energy dan barang-barang tertentu,
serta pendaur ulangan sampah dan barang-barang tertentu yang masih dapat didaur
ulang.
3.
Peluang dalam melaksanakan rumus 3M akan terwujud
jika berbagai pihak dapat menyadari pentingnya untuk menjaga kelestarian
lingkungan termasuk kondisi bumi, sedangkan tantangan dalam melaksanakan rumus
3M yakni jika berbagai pihak seperti pemerintah, masyarakat, ataupun kita
sebagai pelajar tidak memiliki kesadaran mengenai betapa pentingnya menjaga
kelestarian lingkungan, maka hal ini akan dapat menghambat pelaksanaan rumus 3M
untuk dapat berjalan sebagaimana mestinya.
B. Saran
Adapun saran dalam karya tulis ini yakni sebagai
berikut.
1.
Bagi pemerintah diharapkan agar dapat mempertegas
kebijakan kepada masyarakat luas untuk menyadari betapa pentingnya menjaga
kondisi lingkungan agar tetap terlestari.
2.
Bagi masyarakat diharapkan agar dapat menumbuhkan
kesadaran dalam jiwa betapa pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
3.
Bagi pelajar diharapkan dapat memberikan contoh
kepada masyarakat betapa pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan
sekitar demi menjaga kondisi lingkungan agar tidak semakin memburuk.